PENGENALAN PERALATAN
Gua mempunyai kondisi dan medan yang sangat lain dengan kondisi alam lainnya. Medan lumpur, tumpukan batu (boulder), air terjun, lorong sempit, lorong yang rendah, dan terutama sekali karena kondisi gua yang selain gelap gulita. Karena begitu kompleksnya kondisi dan medan gua tersebut, maka untuk menelusuri gua tersebut diperlukan peralatan yang bisa mendukung untuk kondisi dan medan tersebut. Terutama sekali peralatan ini juga harus dapat menjamin keselamatan kita.
Pada dasarnya peralatan caving dibagi menjadi dua :
1. PERSONAL EQUIPMENT (pribadi), terdiri dari:
a. Helm Speleo
Helm yang digunakan dirancang untuk mampu menahan benturan maupun jatuhan batu. Helm ini dirancang mampu menahan jatuhan batu dari berbagai sisi tertentu dan ketinggian tertentu. Mempunyai bagian yang berupa pita yang adjustable digunakan untuk mengikatkan helm pada kepala kita. Pada bagian depan terpasang peralatan tambahan yang berfungsi sebagai alat penerangan.
b. Boom (Generator Carbide)
b. Boom (Generator Carbide)
Alat ini berupa tabung yang dihubungkan dengan sebuah slang ke helm. Terdiri dari dua bagian, tabung alas berguna untuk menampung air, yang dilengkapi dengan regulator saluran gas dan lobang tempat pengisian air. Tabung bawah digunakan untuk mengisi karbit.
c. Alat penerangan, ada dua macam:
c. Alat penerangan, ada dua macam:
Ø Elektrik : senter, head lamp
Ø Non elektrik: karbit, lilin
d. Cover All
Adalah sebuah pakaian khusus untuk penelusuran gua. Pakaian ini pada bagian baju dan celana tersambung jadi satu. Bagian atas berlengan panjang. Terbuat dari bahan parasut yang tidak terlalu tebal, dengan bagian-bagian yang sering mendapat gesekan dibuat dengan bahan yang Iebih tebal. Pakaian ini berfungsi untuk melindungi tubuh kita dari gesekan dan menahan panas tubuh kita pada gua yang berair.
e. Sepatu
Sepatu yang biasa digunakan adalah sepatu karet dan scpatu yang biasa digunakan militer. Keduanya punya kelemahan dan kelebihannya masing-masing.
f. Sarung tangan
Berfungsi untuk melindungi tangan dari panas karena gesekan tali. ataupun melindungi tangan dari gesekan dengan dinding gua yang tajam dan kasar.
g. Pelampung
h. SRT set.
Peralatan ini menjadi peralatan pribadi untuk efisiensi tenaga dan efektifitas penelusuran, karena beberapa peralatan yang ada disesuaikan dengan ukuran tubuh pemakai. Dalam satu set SRT tcrdiri dari:
ü Seat Harness digunakan untuk mengikat tubuh yang dipasang pada pingggang dan paha, macam dan hentuk dari seat harness yang biasa di pakai adalah :
Ø Avanti
Ø Croll
Ø Rapide.
Ø Fractio
ü Ascender, peralatan ini digunakan untuk naik atau memanjat lintasan (tali), ascender dibedakan menjadi hand ascender digunakan untuk dipegang ditangan dan chest ascender, digunakan dengan diikatkan di dada, macamnya:
Ø Hand jammer
Ø Croll
Ø Basic jammer
Ø Jummar
ü Descender, digunakan untuk memuat lintasan (tali), ada banyak descender yang bisa digunakan:
Ø Capstand : ada dua jenis, yaitu simpel stop descender (bobin / non auto stop) dan auto stop descender.
Ø Whaletail, biasa digunakan para caver di Australia .
Ø Rack, ada dua macam yaitu open dan close rack.
Ø Figure of eight descender
ü Maillon Rapide (MR), ada tiga macam
Ø Delta MR digunakan untuk menyambung ( dua loop) sit harness
Ø Semi Circulair MR digunakan untuk menyambung ( dua loop) sit harness.
Ø Oval MR, diguanakan untuk menyambung chest ascender dengan delta MR atau semi sirkuler MR.
ü Chest Harness, digunakan unhik mengikatkan sit harness dengan dada.
ü Cows tail, dibuat dengan tali dinamik yang disimpul dengan salah satunya tali lebih pendek. Tali yang pendek digunakan sebagai pengaman/tambatan pengaman. Tali yang panjang digunakan untuk menghubungkan Hand ascender dengan tubuh. Dikedua ujung cowstail tersebut dipasang 2 karabiner delta non screw.
ü Foot loop, digunakan untuk pijakan kaki dan dihubungkan dengan ascender. Ada beberapa macam bentuk foot loop yang biasa digunakan.
2. TEAM EQUIPMENT (peralatan tim), terdiri dari :
A. Tali.
Tali yang digunakan harus benar-benar mempunyai kwalitas yang balk dan memerlukan perawatan yang baik pula.
Jenis tali Tali di bagi menjadi :
1) Hawsterlait
Jenis ini tidak dipakai dalam penelusuran gua vertical. Berbentuk Iilitan dari bahan nylon.
Jenis ini tidak dipakai dalam penelusuran gua vertical. Berbentuk Iilitan dari bahan nylon.
2) Kernmantel
Disebut jenis kernmantel karena mempunyai dua bagian yaitu bagian kern (bagian dalam/ inti), dan mantel (bagian luar/ pembungkusnya). Untuk vertical caving digunakan jenis static rope. kekuatan tali yang digunakan biasanya harus mengalami uji kekuatan terlebih dahulu. Tali yang biasa dipakai mempunyai kekuatan standard ba ik yang telah lulus uji dari UIAA (Union International Associate de Alpinisme) adalah sesuai dengan diameter tali tersebut yaitu :
Disebut jenis kernmantel karena mempunyai dua bagian yaitu bagian kern (bagian dalam/ inti), dan mantel (bagian luar/ pembungkusnya). Untuk vertical caving digunakan jenis static rope. kekuatan tali yang digunakan biasanya harus mengalami uji kekuatan terlebih dahulu. Tali yang biasa dipakai mempunyai kekuatan standard ba ik yang telah lulus uji dari UIAA (Union International Associate de Alpinisme) adalah sesuai dengan diameter tali tersebut yaitu :
Kekuatan Tali = A2 X 22 kg > A=diameter tali (mm)
Kekuatan tali ini akan berkurang karena penggunaan simpul, basah, dan pemasangan lintasan yang salah.
Kekuatan tali ini akan berkurang karena penggunaan simpul, basah, dan pemasangan lintasan yang salah.
B. Ladders
Ladders atau tangga tali biasanya terbuat dari kawat baja atau dari tali dengan diameter tertentu (lebih kecil dari diameter tali yang digunakan untuk vertical caving). Ladders sangat efektif untuk digunakan pada pitch pendek, dengan bentuk lintasan overhang.
C. Tali Pita (Webbing)
Berbentuk tabung ataupun pipih (plate), sangat berguna untuk pemasangan tambatan alam, deviasi, maupun bentuk tambatan lainnya. Lebar webbing yang dianjurkan untuk digunakan lebih besar atau sama dengan 30 mm. Ukuran 25 mm jangan sekali-kali digunakan.
Dengan simpul tertentu kedua ujung webbing ini disambungkan untuk kemudian dijadikan penambat.
Dengan simpul tertentu kedua ujung webbing ini disambungkan untuk kemudian dijadikan penambat.
D. Padding
Padding adalah pelindung tali dari gesekan. Biasanya dibuat bahan kaltun terpal yang radial. yang kuat menerima gesekan.
E. Carabiner (cincin kait)
Fungsi alat ini sebagai pengait. Carabiner mempunyai beberapa macam bentuk sesuai dengan kegunaan dan fungsinya. Tiap produk carabiner yang ada telah mengalami uji kekuatan dari pabriknya untuk tarikan vertical maupun horisontal. Berdasarkan pengamannya carabiner dibagi menjadi dua :
Ø Carabiner Screw Gate :
Jenis ini mempunyai pengunci pada pintu atau gerbangnya.
Ø Carabiner Non Screw Gate:
Jenis ini tidak mempunyai pengunci pada pintu atau gerbangnya
berdasarkan bentuknya carabiner dibagi menjadi:
berdasarkan bentuknya carabiner dibagi menjadi:
v Oval Carabiner
Jenis ini dirancang jika mendapat beban maka kedua sisinya (sisi utuh, maupun sisi pintu) mendapat beban yang sama.
v Delta Carabiner
Jenis ini dirancang jika mendapat beban maka kedua sisinya (sisi utuh, maupun sisi pintu) mendapat beban yang berbeda. Sisi utuh mendapat beban Iebih besar da ri pada sisi pintu.
v D Carabiner
Jenis ini dirancang jika mendapat beban maka kedua sisinya (sisi utuh, maupun sisi pintu) mendapat beban yang berbeda. Sisi utuh mendapat beban Iebih besar dari pada sisi pintu.
v A Carabiner
Jenis ini dirancang jika mendapat beban maka kedua sisinya (sisi utuh, maupun sisi pintu) mendapat beban yang berbeda. Sisi utuh mendapat beban lebih besar dari pada sisi pintu.
v Hart Carabiner.
Jenis ini dirancang jika mendapat beban maka kedua sisinya (sisi utuh, maupun sisi pintu) mendapat beban yang sama.
F. Pengaman Sisip
Pengaman Sisip adalah peralalan tambahan untuk membuat tambatan. Penggunaan pengaman sisip sangat tergantung pada bentuk bawaan batuannya. Pemasangan yang bagus dan tepat sangat menentukan kekuatannya, tetapi perlu diperhatikan pada waktu akan dilewati jangan sampai terangkat kearah luar. Pengaman sisip yang sering digunakan adalah:
1. Chock Stopper
Jenis ini berbentuk piramida tumpul. Bisa digunakan untuk celah vertical maupun horisontal.
2. Hexentrik
Bisa digunakan untuk celah vertical maupun horisontal.
3. Friend
Jenis ini digunakatn untuk dibebani secara vertical.
4. Chock Stone
Jenis ini bekerja seperti pengaman sisip lainnya. Bisa terpasang dengan sendirinya ( batu yang terjatuh lalu terjepit pada celah), maupun sengaja dipasang.
5. Jammed Knot
Tehnik yang memasang pengaman sisip dengan menggunakan simpul pada webbing.
Pengamanan atau pemasangan pengaman sisip harus selalu dilatih untuk mengetahui/mendapatkan instink pemasangan yang benar dan aman, mengetahui bentuk berbagai bentuk celah yang disesuaikan dengan bentuk pengaman sisip yang digunakan.
Pengaman sisip yang talinya menggunakan nylon harus Iebih mendapat perhatian, karena lebih tidak tahan jika mendaluucur gesekan dibandingkan dengan yang mengggunakan kawat baja.
Pengamanan atau pemasangan pengaman sisip harus selalu dilatih untuk mengetahui/mendapatkan instink pemasangan yang benar dan aman, mengetahui bentuk berbagai bentuk celah yang disesuaikan dengan bentuk pengaman sisip yang digunakan.
Pengaman sisip yang talinya menggunakan nylon harus Iebih mendapat perhatian, karena lebih tidak tahan jika mendaluucur gesekan dibandingkan dengan yang mengggunakan kawat baja.
G. Paku Pitton
Adalah salah satu bentuk pengaman tambahan yang berbentuk seperti palm, yang ditanamkan pada celah vertical maupun horisontal. Piton akan sangat berguna pada beberpa jenis batuan, dart dengan pengalaman yang cukup untuk penelusuran gua vertical.
Penempatan pitton harus dengan cermat dan hati-hati, penempatan yang baik adalah te.gak lurus dengan bidangnya pemilihan jenis pitton harus sesuai dengan bentuk celahnya (vertical/ horisontal). Pitton dipasang dengan dipukul menggunakan hammer speleo, bunyi benturan pada saat dipukul antara pitton dengan batuannnya bisa dipakai untuk menentukan kekuatan pemasangan pitton tersebut.
Penempatan pitton harus dengan cermat dan hati-hati, penempatan yang baik adalah te.gak lurus dengan bidangnya pemilihan jenis pitton harus sesuai dengan bentuk celahnya (vertical/ horisontal). Pitton dipasang dengan dipukul menggunakan hammer speleo, bunyi benturan pada saat dipukul antara pitton dengan batuannnya bisa dipakai untuk menentukan kekuatan pemasangan pitton tersebut.
H. Bolts
Pada penelusuran gua vertical jika kita tidak bisa menemukan natural anchor, maupun pemasangan pengaman sisip lainnya, maka satu- satunya pilihan adalah pemasangan bolts (bor tebing). Dengan bolts maka penelusur gua bisa menempatkan titik tambatan di tempat yang diinginkan.
Ukuran yang digunakan biasanya disesuaikan dengan jenis batuan yang akan dibor maupun beban yang akan diterima, ukuran standard yang biasa digunakan adalah 3 mm.
I. Hanger
Peralatan ini adalah pasangan dari bolts. Hanger ini digunakan untuk menambatkan tali. Bentuk-bentuk yang ada disesuaikan dengan medan yang ada Macam hanger yang ada :
- Plate Hanger
Jenis ini digunakan untuk dinding yang tidak over hang, carabiner yang digunakan adalah carabiner oval, sisi carabiner harus selalu menempel dinding.
- Twist Hanger
Jenis ini digunakan untuk dinding over hang maupun untuk roof, carabiner yang digunakan bisa carabiner oval maupun carabiner delta
- Ring Hanger
Jenis ini digunakan untuk untuk dinding over hang maupun dinding lurus. Carabiner yang digunakan bisa carabiner oval maupun carabiner delta, juga bisa tanpa catabiner.
- CIown Hanger
Jenis ini bisa digunakan di semua bentuk rnedan, hanger ini tidak menggunakan carabiner.
J. Driver
Digunakan untuk mengebor dinding/tebing
K. Hammer
Digunakan untuk mengetes batuan yang akan digunakan untuk anchor, maupun untuk mengebor tebing.
L. Tackle Bag
Tas khusus untuk penelusuran gua, terbuat dari bahan terpal yang tahan gesekan.
M. Pulley
Berbentuk kerekan, yang prinsip kerjanya untuk memperingan penarikan beban. Biasanya digunakan untuk rescue.
N. Alat Bantu
a. Roll module
b. Bombement Deviatur
0 Response to "MATERI PENELUSURAN GOA"
Post a Comment